Parenting: Segenggam Iman Anak Kita
Rubrik: Pendidikan Anak | Oleh: Tim dakwatuna.com - 01/03/13 | 17:13 | 19 Rabbi al-Thanni 1434 H
- Belum ada komentar dan ada 10 reaksi
- 588 hits
dakwatuna.com - Apa yang salah pada Nabi Nuh ‘alaihissalam? Ia seorang nabi sekaligus utusan Allah ‘Azza wa Jalla. Imannya jangan ditanya, sudah tentu sangat terjaga. Tidak mungkin ada nabi yang imannya meragukan. Hidupnya selalu dalam petunjuk karena Allah Ta’ala sendiri yang membimbingnya. Akhlaknya? Pasti mulia. Bagaimana mungkin seseorang menjadi nabi dan menebar dakwah ke mana-mana jika ia tidak memiliki akhlak yang luar biasa baiknya? Seorang nabi sudah jelas amat kuat penjagaannya dari hal-hal yang meragukan (syubhat), apalagi dari yang haram.
Tetapi, apakah semua kemuliaan itu menjadikan anaknya berada dalam barisan orang-orang yang beriman? Tidak. Justru sebaliknya, putra Nabi Nuh ‘alaihissalam menjadi pendurhaka. Hingga detik-detik terakhir hidupnya, ia masih diseru oleh ayahnya –Nabi Nuh‘alaihissalam—untuk masuk dalam barisan orang beriman. Tetapi ia menolak.
Apa yang bisa kita renungkan dari kejadian itu? Banyak hal. Salah satunya adalah pelajaran berharga betapa kita tidak kuasa untuk menggenggam jiwa anak-anak kita sendiri. Betapa pun amat besar keinginan kita untuk menjadikan anak-anak kita termasuk golongan orang beriman, tetapi kita tidak punya kekuatan untuk menggerakkan jiwa mereka. Kita hanya bisa memengaruhi mereka, mendorong mereka, dan menyeru mereka kepada kebaikan. Kita hanya dapat bermunajat kepada Allah Taala yang jiwa mereka dalam genggaman-Nya.
Dari ayat ini kita juga belajar tentang tulusnya cinta seorang ayah kepada anak. Betapa pun anaknya telah melakukan kedurhakaan yang nyata, seorang ayah tetap masih memiliki tabungan harapan yang sangat besar agar anaknya kembali kepada jalan takwa. Betapa pun tampaknya sudah hampir tak mungkin, seorang ayah masih akan berusaha memanfaatkan detik-detik terakhir kesempatannya untuk mengingatkan, menasihati dan menyelamatkan anaknya. Meskipun telah jelas kekufuran melekat kuat pada anaknya, masih ada harapan yang besar agar ia kembali ke jalan Allah. Masih ada doa-doa yang terucap untuk memohon pertolongan-Nya.
Ada yang perlu kita renungkan. Ada yang perlu kita telusuri untuk menemukan jawaban.
Ikuti perbincangan tentang kepengasuhan ini bersama Mohammad Fauzil Adhim (Salah seorang penulis dan konsultan Parenting Islami), acara bincang-bincang dengan dia sekaligus Soft Launching dari bukunya yang berjudul ‘Segenggam Iman Anak Kita’ yang insya Allah akan diterbitkan Pro-U Media. Insya Allah akan diadakan pada hari Ahad, 3 Maret 2013, jam 13.00 WIB di Islamic Book Fair, Ruang Anggrek (Lt 2) Istora Senayan Jakarta. Acara ini gratis untuk umum, silakan hadir mengajak teman, keluarga dan masyarakat lainnya.
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/03/28675/parenting-segenggam-iman-anak-kita/#ixzz2MOAdqCdX
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook
Tidak ada komentar:
Posting Komentar